Jl. Ridwan 07 Kota Batu 65311 floscarmelibatu@gmail.com 0341-591913

Kasih Ibu

Sr. M. Agnes Triharti Tirtasoemarta, O.Carm

“Kasih Ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa,
hanya memberi tak harap kembali,
bagai sang surya menyinari dunia”

Baris-baris lagu ini tidak asing bagi kita, indah, padat, singkat penuh makna.

Semakin direnungkan, disadari, semakin bermunculan rahasia-rahasia kehidupan yang menghangatkan hati, membangkitkan cinta, rasa hormat, hutang budi dan syukur di dalam hati.

Kasih ibu inilah yang mekar, dalam mengenang hari-hari bersama sebagai saudari di Biara Flos Carmeli yang meski jauh di mata, namun lekat di hati.

Memang seperti gunung tinggi, indah dipandang dari kejauhan, sakit badan, lelah, capai waktu mendaki, bercucur peluh dan air mata barangkali, tetapi semakin dekat dengan puncaknya, keindahan dan sukacita mengalahkan semuanya.

Lima puluh tahun, usia yang matang untuk manusia biasa, lama………….meskipun bagi Tuhan bahkan seribu tahun sama seperti hari kemarin.

Tuhan membawa kami ke Flos Carmeli tanpa sepenuhnya kami sadari, ikut saja bisikan-Nya, bimbingan-Nya, Sabda, teguran, nasihat hari demi hari sampai saat ini. Mulai dari nol. NUL PUTHLUL !!!!!!

Benar-benar tidak tahu, bukannya berpura-pura, berkura-kura dalam perahu. Baru setelah diterima masuk komunitas Flos Carmeli, Batu pada hari Minggu Laetare 5 Maret 1967, Theresia

Djie Tien Nio (menjadi Sr. Romea) dan saya, mata hati dibuka, sinar surya mengusir gelapnya malam. Tambah hari kami makin mengerti, menjadi semakin jelas nampak menghijaunya kekayaan dan kesuburan Gunung Karmel ini.

“Karmel” berarti          : Kebun Anggur Tuhan.
Ordo Karmel               : milik Sang Bunda, termasuk bukit dan taman-tamannya di kaki bukit, di lembah di lereng-lereng subur di taman pohon rindang, pohon sarat  berbuah, pohon tinggi menjulang tempat burung bersarang, bunga-bunga indah pun bertebaran.

Inspirator utama          : Bunda Maria dan Nabi Elia.
Semangat Ordo           : Doa – Persaudaraan – Pelayanan.
Tiga bintang penerang.
Pendiri Ordo               :   ?  tak dapat dilihat, hanya kenyataan yang ada.

Pengetahuan-pengetahuan ini dan banyak kekayaan yang sempat digali, diajarkan oleh Ibu Brocarda dan Sr. Immaculata, oleh para Romo Karmel yang dengan setia datang membantu para Suster, entah pagi entah sore, entah hujan atau panas, sampai saat ini.

Untuk melatih diri mempraktikkan ketiga semangat Karmel, banyak kesempatan dan sarana yang diberikan Tuhan, segalanya menguntungkan bagi mereka yang mencintai Allah.

Siapa yang menanggung banyak susah payah, prihatin dalam membina kami sebelum dewasa dan bisa mandiri ? Tabah ! Sabar ! Telaten ! Gemati !

Tanda kehadiran iman, harapan, dan kasih inilah terbukti nyata dalam pribadi-pribadi para Suster di Flos Carmeli, teristimewa para Pembina : Sr. Brocarda dan Sr. Immaculata sebagai alat istimewa di tangan Tuhan.

Perasaan syukur dan suka cita datang susul-menyusul atas segala rencana kasih-Nya, karya, dan anugerah-Nya yang sering tersembunyi dalam tantangan, kesulitan, ujian yang diizinkan Tuhan untuk kami alami dalam hidup bersama sebagai Karmelites, dalam lingkup dan pribadi-pribadi yang sama. Semua ini melatih kami untuk bertekun, bertanggung jawab, mampu bertahan, agar mampu pula untuk setia.

Dalam Mazmur tertulis :

“ Tinggallah di tanah yang diberikan Tuhan kepadamu dan nikmatilah ganjaran-Nya “

Komunitas inilah tanah yang diberikan Tuhan. Para Suster masing-masing menjadi ganjaran satu bagi yang lain. Memang berbeda-beda, memang lain-lain, justru indahnya di situ. Seperti batu-batu di gunung berguling-guling sampai di sungai, ikut derasnya air, sampai di muara jadi halus berkilat.

Nama-nama para Saudariku yang tertulis di hatiku waktu itu :

Sr. Immaculata            Sr. Magdalena             Sr. Aloysia
Sr. Brocarda                Sr. Theresia                 Sr. Romea
Sr. Elia                        Sr. Pauline
Sr. Theresita                Sr. Imelda

Hari ini            : – lima Suster sudah dipanggil Bapa di Surga
– tiga Suster pulang kampong
– yang lain tertinggal hidup di biara ada tiga
Sr. Immaculata, Sr. Aloysia, dan saya.

Perjuangan mendaki puncak Karmel terus dilanjutkan disertai Saudari-saudari baru yang muda ceria :
Sr. Yosepha, Sr. Theresia, dan Sr. Stephana.

Di Timur  :

Sr. Christine             Sr. Elisabeth               Sr. Rosa
Sr. Lidwina               Sr. Ignatia                   Sr. Laura
Sr. Maria                  Sr. Gerarda                 Sr. Lusia
Sr. Brigitta               Sr. Angelina
Sr. Dorothea             Sr. Gabriela

Di lereng gunung, Tuhan mengizinkan kami mencicip, menikmati buah-buah segar yang dipelihara tangan Saudara/i se-Ordo. Buah-buah Roh ini sangat menopang ketahanan dalam menghadapi situasi beku dan dingin atau saat cuaca panas menyengat, kaki terasa berat untuk diangkat, bisa-bisa tergoda untuk mundur, turun bukit.

St. Teresa Avila mengingatkan :
“Perjuangan di dunia tidak berlangsung lama tetapi hasilnya abadi!”

Teringat juga lagu:

“Be not afraid, I’ll go before you come follow me and be your life“
Pemazmur turut menghibur :
“Tanah permai menjadi bagianku, milik pusakaku sungguh menyenangkan”

Apabila dari arah  kedengaran dentang bunyi lonceng Angelus, maka ketahuilah bahwa :
Di sana Bunda Yesus hadir juga,
dan berkat Sang Putra menggapai mencapai semua hati
yang terbuka, hati Anda semua. “Ibuku! Flos Carmeli.”
Bersama Santo Yoseph, yang mengiringi senandung kami dengan getar gitar hatinya yang abadi.

Lagu “Senandung Kasih”

Tuhan memberkati  –  Bunda melindungi
Salam bahagia – 50 tahun

Sr. Agnes – Sr. Anastasia – Sr.Yosepha – Sr. Theresia – Sr. Stephana

***

Biara St.Yoseph, 21 November 2011
(pada hari Kontemplatif dan peringatan 15 th
Hijrah dari Biara Soverdi ke Tangkiling )

Sr. M. Agnes Triharti Tirtasoemarta, O.Carm.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *