Meskipun sebagai seorang delegatus monialium, terus terang saya tidak terlalu mengenal kehidupan para Suster Karmelites yang sesungguhnya. Pengenalan saya terhadap kehidupan mereka, sangat minim. Sebab perjumpaan dengan mereka relatif jarang dan biasanya waktunya juga cukup singkat. Maka, bila kesan yang saya buat ini tidak terlalu mendalam dan mungkin tidak terlalu tepat, mohon dimaklumi saja.
Dari pertemuan dengan para Suster, yakni melalui konferensi bersama maupun perjumpaan secara pribadi, saya mengenal para Suster Karmelites sebagai pribadi yang gigih mencari Tuhan dan kehendak-Nya dalam hidup berkomunitas. Mereka adalah kumpulan para wanita yang dipanggil Tuhan untuk menemukan diri-Nya dalam keheningan, doa, dan komunitas. Oleh karena itu, sesulit apa pun yang mereka alami, masing-masing Suster tetap berkomitmen untuk terus mencari Tuhan dalam keheningan, doa maupun dalam komunitas. Tentunya pencarian mereka tidak selalu berjalan dengan mulus, melainkan sebaliknya penuh rintangan dan tantangan. Mereka harus melewati padang gurun kehidupan mereka yang kering dan kadang memedihkan. Tapi mereka tetap berusaha percaya dan setia kepada Yesus Kristus yang mereka ikuti sebagaimana Bunda Maria. Berkat kekuatan doa yang mendalam, mereka berjuang mengubah kesepian mereka menjadi keheningan.
Pahit manis kehidupan bersama dalam komunitas rupanya juga tidak menyurutkan langkah mereka untuk mengikuti Yesus Kristus yang tersalib. Berkat salib, mereka mampu menerima ketegangan-ketegangan dalam hidup bersama menjadi jalan pemurnian panggilan mereka. Dalam salib Kristus, mereka menemukan bahwa komunitas adalah tempat orang merasa disakiti, tetapi sekaligus disembuhkan; tempat orang banyak melakukan kesalahan, tetapi sekaligus diampuni; tempat orang merasakan kematian, tetapi sekaligus dibangkitkan.
Yakin akan jalan yang telah mereka pilih, tepat pada perayaan Yubileum tahun ini, para Suster Karmelites ingin menegaskan dan memerdalam sekali lagi panggilan hidup mereka dengan mengambil tema, “Menjadi kuat tertanam dan berakar dalam kemanusiaan Kristus.” Kalimat ini diambil dari pendahulu mereka, yakni Santa Maria Magdalena de Pazzi. Maka tema ini merupakan ungkapan kerinduan, komitmen dan sekaligus tekad para Suster Karmelites untuk melanjutkan karya Tuhan dalam hidup mereka. Proficiat!
***
Romo Delegatus Monialium,
Hendrikus Suwaji, O.Carm.