Jl. Ridwan 07 Kota Batu 65311 floscarmelibatu@gmail.com 0341-591913

Aneka pengalaman yang lucu dan unik.

Bagaimana ya …?

Para Suster dari Jerman berusaha untuk menyesuaikan kehidupan di biara ini dengan belajar makan apa yang dihidangkan. Pada waktu minum salah seorang dari mereka melihat pisang rebus. Di ruang makan tak ada Suster dari Indonesia, jadi dia tak dapat bertanya. Karena belum mengenal makanan itu,  dia  mengira, langsung dimakan begitu saja, tanpa mengerti kalau harus dikupas dulu kulitnya. Ternyata enak juga. Maklumlah ….

Lalapan lombok

Tampaknya lombok menjadi ‘benda’ yang menarik perhatian bagi mereka, para Suster Jerman. Salah seorang dari mereka minta lalapan lombok pada waktu makan, tetapi lombok itu tidak dikunyahnya, tetapi langsung ditelan. Lalu komentarnya, “Max dan Moritz menelan tikus, enak sekali” … (catatan: Max dan Moritz adalah cerita jenaka anak-anak Jerman).

Dikira permen

Ketika para Suster dari Jerman cuti, salah seorang dari mereka membawa oleh-oleh lombok. Sesampainya di rumah, lombok itu diberikan kepada keponakannya. Dengan gembira, si cantik merah menyala alias lombok dibawa ke sekolah, lalu diberikan kepada temannya. Mungkin dikira perman, lombok itu langsung dimakan. Woow… bukan main pedasnya! Tentu saja teman itu marah-marah, sedangkan keponakan Suster tertawa senang karena berhasil menggoda dan ‘mengerjai’ temannya. 

Manna (apa ini)?

Setelah sekian tahun tinggal di Indonesia, mereka mulai mengenal aneka makanan yang tidak ada di Jerman. Maka ketika mereka cuti ke Biara Duisburg, Jerman, mereka membawa oleh-oleh berupa krupuk mentah. Rupanya Suster ini belum sempat memberi tahu bagaimana cara makan krupuk ini. Ketika mereka sedang tidak di Biara, seorang Suster membuka bungkusan berisi krupuk, lalu langsung dimakan. “Ini makanan apa, koq keras sekali!”, komentarnya. Suster ini belum tahu kalau itu krupuk mentah yang harus digoreng dulu baru dapat dimakan. Mungkin dikira kue, ya ….

Krupuk dalam buffet

Masih cerita soal krupuk. Salah seorang dari mereka, ketika pulang ke rumahnya membawa krupuk mentah. Setelah krupuk itu digoreng, tidak dimakan dulu. Bagi mereka menarik karena yang semula kecil, setelah digoreng menjadi besar. Krupuk yang sudah digoreng  ini dimasukkan buffet untuk hiasan karena terlihat indah. Ada-ada saja ….

Janda semua …

Pada suatu malam, sekitar pkl. 21.00 datanglah sebuah truk yang berisi aneka mesin dan barang berat lainnya, kiriman dari Biara Elzendaal, Boxmeer, Belanda. Salah seorang dari mereka yang mengantar barang bertanya, mana tuan rumahnya. Oleh mandor pembangunan kami dijawab, bahwa di sini janda semua ….

Oh, kasihan …

Seorang Suster baru saja membeli telur ayam untuk bibit. Setelah ditetaskan, semua telur itu menjadi anak ayam yang lucu-lucu. Suatu hari seorang Suster muda ingin memberikan kehangatan kepada anak-anak  ayam itu dengan menjemurnya dalam kurungan. Maksudnya, tentu saja tidak akan lama-lama dijemur. Namun, apa yang terjadi, karena ada pelajaran, lupalah kalau sedang menjemur anak-anak ayam. Ketika baru teringat, didapatinya matilah semua anak ayam itu, mereka mati kepanasan. Kotek..kotek..kotek.., anak ayam mati semua. Aduh, kasihan …!

Gai itu (benda) apa?

Suatu hari seorang Suster Indonesia berkata demikian kepada Suster Jerman, “Suster selalu ‘mencuri gai’ saya.” Mendengar pernyataan ini, tentu saja dia menjadi heran karena merasa tidak pernah mengambil ‘gai’ milik Suster tersebut. Akhirnya tercetuslah pertanyaan, “Gai itu (benda) apa, koq dicuri?” Ah, ternyata Suster itu belum mengerti arti kata ‘curiga’.

***

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *